Ternyata, nyatanya, perubahan nama Irian jadi Papua masih belum diketahui oleh banyak orang di beberapa daerah. Padahal, hal tersebut sudah dilakukan sejak 13 tahun silam. Perubahan ini saja tidak diketahui, apalagi dengan seluruh permasalahan yang selama ini sudah dan sedang terjadi di seantero Tanah Papua. Kekwatiran tersebut muncul di dalam pikiran saya, ketika saya bertemu dengan beberapa orang di luar Papua.
"Maaf Aku dari Papua, Bukan dari Irian". Adalah ungkapan yang saya utarakan kepada tiga orang yang berbeda. Ketiga saya bertemu pada waktu dan tempat yang berbeda pula. Akan tetapi, aneh bagi saya adalah mereka bertanya dengan jenis pertanyaan yang sama persis. Pertanyaan mereka itupun muncul karena dengan melihat saya mengenakan Baju Persipura Mania.
Lalu, mereka mendekati aku, dan bertanya; "Mas dari IRIAN ya?" Mendengar pertanyaan itu, sesungguhnya saya sangat marah. Namun, saya mencoba untuk meredam perasaan emosional dan menjawabnya dengan tenang. Kemarahan dalam hati saya tersebut muncul, karena mendengar dua hal yang tidak layak di telinga saya. Kedua hal tersebut adalah; pertama; kata 'Mas' dan kedua; kata 'IRIAN'.
Pada hakekatnya, sebuah nama sangat berarti. Hal inilah yang akan membentuk konsep atau pengertian yang sesungguhnya. Salah nama maka tentu akan salah objek atau subjek yang hendak kita maksudkan. Sebagai contoh, nama yang kita miliki. Apa artinya namamu? Apa reaksimu jika berbagai macam orang datang dan memanggil namamu dengan nama yang berlainan? Hal yang demikian juga yang dialami oleh penulis yang dirangkum dalam tiga kasus yang berbeda.
Kasus Pertama; Tepatnya Malam Minggu Tanggal 8 Juni 2013 lalu, sekitar pukul 20:00 Waktu Bali, saya mampir di sebuah Warung Makan Babi Guling. Sesaat saya memasuki warung tersebut, ibu yang menjaganya menatap saya agak lama karena saya sedang mengenakan Baju Kaos Persipura Mania.
Lalu, ibu itu bertanya pada saya tentang menu makanan yang saya hendak santap saat itu. Tidak lain tentunya, Daging Babi Guling. Saya pun menghabiskan waktu untuk makan malam sekitar 20 menit. Setelah selesai, saya datang ke ibu untuk membayarnya.
Setelah saya membayar, ibu itu pun bertanya; "Mas dari IRIAN ya?" Jawaban saya sangat singkat yakni; "Maaf Aku dari Papua, Bukan IRIAN". Lalu, saya dengan segera meninggalkan tempat tersebut.
Kasus Kedua; Suatu ketika, tepatnya pada Tanggal 20 Juli 2013, lalu saya beserta teman-teman seperjuanganku dari Pantai Sanur Bali. Sementara kami sedang menikmati indahnya pantai, kami dihampiri oleh seorang bapak. Katanya Pak Made namanya. Ia adalah seorang pekerja di Pelabulan Benoa Bali. Ia menyapa kami dengan sangat ramah sambil melihat satu persatu.
Ketika ia melihat saya sedang mengenakan Baju Kaos Persipura Mania, ia pun bertanya; Mas dari IRIAN ya?. Saya menjawab dengan jawaban yang sangat singkat yakni; "Maaf Aku dari Papua, Bukan IRIAN".
Mendengar jawaban saya tersebut, temanku menjelaskan "Bli (sapaan untuk laki-laki-Bahasa Bali) nama IRIAN itu sudah diganti oleh Almarhum Abdul Rahman Wahid (Gusdur) ketika ia sebagai Presiden RI. Tepatnya pada tanggal 1 Januari 2000." Ia pun menyadari akan kekeliruannya, lalu berkata; "Maaf ya, pak, jujur saja karena saya tidak tahu bahwa namanya sudah diganti dari IRIAN menjadi Papua."
Kasus Ketiga; Tepatnya, Hari Sabtu 17 Agustus 2013, lalu saya beserta salah seorang kakak senior saya, pergi bertamu di rumah dari temannya. Rumah temannya di Bukit Jimbaran bagian belakang Kampus 2 Udayana. Karena, kakak saya telah lebih dulu janji, maka kami pun dilayani dengan baik. Temannya, mengajak kami duduk di para-para yang ada di belakang rumah tepatnya di belantara taman bunga yang sangat indah.
Sementara kami sedang duduk di para-para tersebut, ayah dari temanya tersebut datang lalu berjabat tangan dengan kemi berdua. Ketika itu, bapak tersebut melihat baju yang saya kenakan yakni Kaos Persipura Manusia, lalu ia pun bertanya; "Mas dari IRIAN ya?". Setelah mendengar pernyataan tersebut saya pun merasa semacam luka lama yang tergores kembali di benakku.
Kendati pun marah, saya mencoba untuk menahan kemarahan. Lalu, saya menjawab; "Maaf Aku dari Papua, Bukan IRIAN". Ia pun berdiam sejenak lalu berkata, "Oh iya, sudah digantikah namanya? Jujur saja, saya salah satu penggemar Tim Mutiara Hitam Persipura," ujarnya dengan wajah sangat apresiatif.
Setelah itu, pembicaraan kami pun, berubah topik tentang Tim Kebanggaan Masyarakat Papua Persipura Jayapura. Ia pun, bertanya tentang daerah asal dari Sang Kapten Tim Persipura Jayapura Boaz Teofilus Erwin Salosa. Ia adalah Putra Asli Tanah Papua dari Daerah Kepala Burung, Sorong.Adalah jawaban saya atas pertanyaannya.
"Saya selama ini berpikir bahwa ia adalah pemain asing karena kemampuannya sangat di atas rata-rata. Bukan ia saja sebenarnya masih banyak pemain dari Papua bukan IRIAN yang saya banggakan". Nama lain yang ia sempat sebutkan saat itu adalah Elly Aiboy dan Okto Maniani. "Timnas Indonesia akan menang lawan klub-klub dari luar, apabila pertandingannya diwakili seutuhnya oleh Tim Persipura," ujarnya dengan penuh percaya diri.
Sedikit ulasan tentang perubahan nama IRIAN jadi Papua. Tepatnya pada tanggal 1 Januari 2000 silam, Papua yang dahulu disebut IRIAN mengalami perubahan. Perubahan nama tersebut diberikan oleh Presiden RI K.H. Abdul Rahmman Wahid (Gusdur). Atas tuntutan pengembalian jati diri masyarakat di Papua pada saat itu. Keputusan tersebut kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPR.D Irian Jaya Nomor 7 Tahun 2000. Selanjutnya, tepat pada tanggal 16 Agustus 2001 yang mengatur tentang pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua.
Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis hanya mau mengajak kepada kita semua bahwa apa pun alasannya, pelurusan nama adalah hal yang sangat penting. Kejelasan akan suatu benda atau orang akan terwujud nyata, jika disertai dengan nama yang tidak keliru. Prinsipnya, salah nama dan alamat maka salah pula maksud dan tujuan kita sesungguhnya.
Selain itu, kita juga tidak tahu maksud hati sesungguhnya di balik nama yang orang lain sebutkan. Entah itu, nama yang sesungguhnya, berupa ejekan, atau pun karena sedang membanggakannya.
Mengklarifikasi nama dengan baik dan benar berarti ada upaya untuk mengetahui dan mempertahankan keasliaannya.
Felix Minggus Degei adalah Anak Muda Papua yang Menaru Perhatian pada Masalah Pendidikan dan Kebudayaan di Tanah Papua.
Sumber : www.majalahselangkah.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuliskan Komentar Anda di Sini !!!