Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian (Jubi/Indrayadi TH) |
Jayapura, 5/2 (Jubi) – Menurut Kapolda Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian, Kelompok Bersenjata yang melakukan latihan militer di Kepulauan Yapen, Papua bukanlah jaringan Goliath Tabuni yang berada di Puncak Jaya.
“Kedua kelompok itu sama sekali tak berkaitan. Goliath Tabuni hanya memiliki jaringan dengan dua kelompok, yakni Leka Telenggen di Kabupaten Puncak dan Tenny Kwalik di Mimika,” kata Tito ke wartawan di Mapolda Papua, Kota Jayapura, Papua, Selasa (4/2).
Aksi kriminal bersenjata di Kepulauan Yapen, menurut Tito, sangat tergantung kepada tiga orang, yakni Rudi Orari, Fernando Worabai, dan Erik Makatori. “Sistem regenerasi di kelompok itu tidaklah kuat karena hanya menokohkan ketiga pimpinan itu. Apabila mereka tertangkap, maka kelompok itu akan bubar,” ujarnya.
Masih dikatakan Tito, terdapat dua kelompok besar lagi selain kelompok di Puncak Jaya dan Kepuluan Yapen, yakni kelompok pertama yaitu Puron Okino Wenda yang memiliki jaringan di Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Tolikara. Kelompok terakhir adalah Hans Ricard Yoweni yang ada di Depapre, Kabupaten Jayapura. “Kelompok Lanny Jaya dipimpim Eni Wanimbo. Mereka yang menyerang Polsek Pirime pada 27 November 2012 lalu,” katanya.
Ia juga telah meminta agar tokoh-tokoh asli Puncak Jaya seperti, Ketua DPRD Provinsi Papua, Deerd Tabuni dan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe untuk segera berdialog dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pimpinan KKB di wilayah itu.
“Kami masih berpegang pada pendekatan persuasif untuk menangani masalah keamanan di Puncak Jaya. Apabila para tokoh-tokoh tersebut menyatakan usaha dialog dengan kelompok itu gagal, maka kami upaya penegakan hukum segera dilakukan,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah memiliki daftar pencarian orang (DPO) yang nantinya akan dilakukan pengejaran. “Kami tahu Goliath ada di Kampung Tinggineri. Namun, ia bersembunyi di tengah kaum perempuan dan anak-anak sehingga menyulitkan kami untuk meringkusnya. Dalam operasi penangkapan selalu berisiko tinggi karena akan terjadi kontak senjata antara aparat dan kelompok itu,” ujarnya.
Hingga kini, pihaknya telah menambah sebanyak 75 personil untuk mengamankan wilayah Puncak Jaya selama pemilu legislatif berlangsung. “45 personel berasal dari Polda Papua dan sisanya dari Mabes Polri. Mereka akan mengamankan wilayah Kulirik dan Tingginambut,” katanya.
Empat Orang Dijadikan Tersangka
Sementara itu, empat dari sepuluh orang yang diamankan saat kontak senjata antara Kelompok Bersenjata dengan TNI-Polri di kawasan Sasawan, Kepulauan Yapen, Papua, Sabtu (1/2) pagi lalu, telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Keempatnya telah ditetapkan sebagai tersangka yakni SYW (48), JYK (28), KW (50), dan RB (30). Mereka dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api Tanpa Izin,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Polisi Pudjo Sulistyo Hartono, Rabu (5/1).
Sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian menuturkan di Yapen, kelompoknya tergantung kepada tiga orang, Rudi Orareh, Fernando Warobai dan Erik Makatori, sehingga bila 3 orang ini dinetralisir atau ditangkap, otomatis kelompoknya akan bubar.
“Jadi bukan sistemnya yang kuat, tapi ketokohannya yang kuat, sama dengan kasus di Timika, yang tergantung kepada beberapa orang pimpinannya, sehingga bila pimpinannya dinetralisir, otomatis kelompok di Timika akan selesai,” kata Tito, Selasa (4/1). (Jubi/Indrayadi TH)
Sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuliskan Komentar Anda di Sini !!!