Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pembukaan PIF, KNPB Turun Jalan Teriak Merdeka

Written By Unknown on Selasa, 08 September 2015 | 01.01

Aksi demo damai yang dilakukan KNPB, GempaR
dan simpatisannya dalam pernyataan sikapnya yang
mendukung PIF di Port Moresby, Papua Nugini - Jubi/mawel
Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB)  memobilisasi aksi massa  turun ke jalan mendukung pembukaan pertemuan pemimpin negara-negara Kepulauan Pasific di Moresby pada 7 -11 September mendatang.
Sejak pagi di depan Kantor Pos Abepura aparat kepolisian sudah berjaga-jaga di depan Ruko tempat yang biasa dipakai warga  untuk berdemo dan berorasi. Walau demikian KNPB Pusat di Jayapura tetap melakukan  aksi di depan Gapura Universitas Cenderawasih Jayapura, di Waena, kota Jayapura, Papua.
Massa aksi dari Sentani , Abepura dan Jayapura berkumpul dan melakukan orasi secara bergantian dari pukul 8:30 hingga 14:15.
“Papua….”teriak setiap aktivis yang menyampaikan orasi. Teriakan itu kemudian di sambut masa aksi dengan meneriakan “Merdeka” sambil mengancungkan kepalan tangan kiri sebagai simbol perlawanan damai.
Ketua 1 KNPB Pusat, Agust Kossay yang memimpin massa aksi dari Sentani tiba di lokasi pukul 12: 00 mengatakan kini saat Papua bebas dari penjajahan. Papua sudah cukup berada dalam penjajahan negara Kesatuan Republik Indonsia selama 53 tahun.
“Kami ingin bebas. Kami ingin bebas. Sudah saat Papua bebas dari NKRI,”teriak Kossay saat orasi politik di jalan depan gapura UNCEN.
Katanya, negara-negara Melanesia harus berbicara nasib dan penderitaan orang Papua. Negara-negara Melanesia tidak boleh tinggal diam karena pembebasan orang West Papua juga bagian dari pembebasan semua orang Melanesia di Pacific dari ancaman global.
“Pembabatan hutan, pengerukan sumber daya alam, penanaman kelapa sawit ini turut mendukung pemanasan global. Solusinya bicara negara-negara Pasific menerima West Papua menjadi pengamat di PIF supaya West Papua melalui ULMWP turut mencari solusi masalah West Papua dan Pasific seluruhnya,”katanya.
Bazoka Logo, Juru Bicara KNPB pusat mengatakan Pemerintah Indonesia tidak bisa lagi membatasi orang Papua membicarakan hak politik dengan stigma yang mengada-ada. Stigma Pencuri,Perampok, OTK, Makar, Separatis dan kriminal sudah tidak berlaku lagi.,
“Sejak status West Papua sebagai observer MSG pada 26 Juni di Honiara, stigma itu sudah habis dan tidak ada. Perjuangan hari ini damai dan bermartabat yang kita lakukan,”tegas Logo.
Kata Logo, kalau perjuangan orang Papua tidak diakui, masalah Papua tidak mungkin menjadi pengamat di MSG dan menjadi agenda di PIF. Masalah West Papua menjadi agenda PIF artinya suatu pengakuan.

“Kita harus tahu itu. Masalah kita tidak lagi pembicaraan di luar. Masalah kita menjadi masalah dan pembicaraan di dalam negara,”tegasnya. (Mawel Benny)

Sumber : http://tabloidjubi.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tuliskan Komentar Anda di Sini !!!