Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pesawat Ditembak, Satu Tewas

Written By Unknown on Senin, 09 April 2012 | 12.03

JAYAPURA, FAJAR -- Kondisi keamanan di bumi Papua kembali terusik. Kemarin insiden penembakan terjadi di Bandara Mulia, Puncak Jaya. Pesawat Trigana Air jenis Twin Otter DHC 6300 PK-YRF ditembaki kelompok tidak dikenal ketika hendak landing.

Karena insiden tersebut, seorang wartawan Papua Pos Nabire Leiron Kogoya, 35, tewas setelah terkena tembakan di leher kanan. Sementara itu, empat orang lainnya mengalami luka. Yakni, pilot Beby Astek, 40; kopilot Willy Resubun, 30; ibu rumah tangga Yanti Korwa, 30; dan Pako Korwa, 4. 

Penembakan itu juga mengakibatkan pesawat mengalami kerusakan di bagian hidrolis. Alhasil, pesawat mengalami gangguan saat mendarat.

Cenderawasih Pos
(Group FAJAR) melaporkan, peristiwa itu bermula ketika pesawat terbang dari Nabire dengan tujuan Bandara Mulia, Puncak Jaya, sekitar pukul 07.25 WIT. Nah, saat masih di udara dan hendak mendarat, pesawat tiba-tiba ditembaki orang tak dikenal yang jumlahnya diperkirakan lebih dari lima. Setelah melepaskan tembakan, mereka langsung melarikan diri ke dalam hutan.

Direktur Operasi Trigana Air Beni Sumaryanto mengatakan, pesawat tersebut berpenumpang delapan orang. ”Pesawat tertembak pada bagian hidrolis sehingga saat pendaratan sempat mengalami gangguan. Namun, dapat mendarat dengan baik,” ucapnya.

Evakuasi para korban luka dari Bandara Mulia ke Jayapura baru berhasil dilakukan pada pukul 15.30 WIT. Para korban luka dibawa ke RS Dian Harapan, Waena, Jayapura, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

”Untuk pelayanan penerbangan ke Mulia, Puncak Jaya, kami masih menunggu informasi selanjutnya dari petugas kepolisian maupun aparat di sana. Sebelum mendapat informasi tentang keamanan di sana, kami belum memberikan pelayanan ke sana,” ujarnya.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Papua AKBP Yohannes Nugroho Wicaksono mengatakan, para penembak diduga dari kelompok orang tidak dikenal (OTK). Mereka kini sedang dikejar polisi yang dibantu anggota TNI. ”Anggota di Puncak Jaya juga telah melakukan olah TKP untuk mencari barang bukti,” tandasnya.
Sumber lainnya menyebutkan, karena tembakan itu, pesawat keluar landasan dan sempat menabrak bangunan. ”Tangki pesawat berlubang karena terkena tembakan. Beruntung, tidak meledak, meski sempat menabrak bangunan di sekitar bandara,” ujarnya.

Di pihak lain, Pemimpin Umum Papua Pos Nabire Angel Berta Sinaga mengakui bahwa Leiron adalah wartawan media tersebut. ”Saya tugaskan sementara di Puncak Jaya untuk mengabarkan perkembangan pilkada di sana,” tuturnya.

Angel mengutarakan, tidak ada hal yang aneh ketika wartawannya ditugaskan ke Puncak Jaya. Sebab, Leiron adalah orang asli Papua yang kedua orang tuanya juga tinggal di Puncak Jaya.
Kirim Tim ke Puncak Jaya

Sementara itu,  tim Bareskrim dan Baharkam Mabes Polri langsung melakukan rapat koordinasi untuk menangani insiden tersebut.  Satu tim BKO Mabes Polri yang selama ini stand by di Jayapura akan digerakkan ke lokasi. Kadivhumas Polri Irjen Saud Usman Nasution mengatakan, penanganan pertama di lokasi adalah sterilisasi bandara. Karena itu, pengiriman bantuan, baik medis maupun personel pasukan pemburu, juga terhambat. ”Tiap dua jam sekali Kapolda Papua berkoordinasi dengan kita,” kata mantan Kadensus 88 Antiteror tersebut.     

Pesawat perintis jenis Twin Otter milik PT Trigana Air Service ditembaki orang tak dikenal sesaat sebelum mendarat di Bandara Mulia sekitar pukul 08.25 WIT (06.25 WIB). Seorang penumpang, Leiron Kogoya, tewas gara-gara terkena tembakan di leher.

Leiron adalah wartawan surat kabar lokal yang sedang dalam perjalanan untuk meliput pilkada Puncak Jaya yang akan berlangsung pekan ini. Karena tembakan itu, pesawat mendarat dengan keras dan menabrak sebuah gudang penyimpanan di pinggir bandara.

Bandara Mulia selama ini rawan penyerangan. Kapolsek Puncak Jaya AKP Dominggus Awes juga tewas Oktober tahun lalu di lokasi tersebut. Dia disergap tiga orang dan ditembak dengan revolvernya sendiri. Penyerang lantas lari ke hutan dan perbukitan di sekitar bandara.

Menurut Saud, secara geografis lingkungan Bandara Mulia memang ideal untuk persembunyian kelompok bersenjata. Selain hutannya lebat dengan tipologi pepohonan tinggi, banyak lembah untuk melarikan diri. ”Saat ini pasukan yang di lokasi masih melakukan pengejaran,” ucap dia. (*/sil)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tuliskan Komentar Anda di Sini !!!