Aksi Damai Rakyat Papua, sambil berlari menari dengan spanduk Referendum di Lapangan Jayanti Kota Timika (Jubi/Eveerth) |
Timika - Ribuan warga Papua yang berdomisli di Kabupaten Mimika, menggelar aksi damai menuntut kemerdekaan bagi bangsa Papua. Mereka turun jalan menuju lapangan Jayanti Kota Timika, Senin (16/9).
Pantauan tabloidjubi.com, ribuan rakyat datang dari berbagai tempat di Kabupaten Mimika, berjalan kaki. Ribuan warga itu datang dari SP 10, 12, 5 dan Kwamki Lama serta daerah Pomako, termasuk masyarakat dari kampung-kampung serta Pomako, Kilo 11, kilo 7, SP1 dan SP4.
Sementara di lapangan Jayanti Kota Timika, hingga kini rakyat terus berdatangan memadati lapangan. Mereka membawa sejumlah spanduk bertuliskan Referendum bagi Papua.
Ketua KNPB Wilayah Timikan, Steven Itlay mengatakan, pihaknya sebagai Media Nasional Rakyat Papua Barat di dalam Negeri Bersama Parlemen Rakyat Daerah Mimika (PRDM), mengundang segenap lapisan Rakyat Papua Barat yang berada di bumi Kamoro tanah Amungsa di Timika untuk hadir dalam aksi.
“Kegiatan ini adalah untuk mendukung kebijakan Perdana Menteri Vanuatu,Mr. Moana Carcases Kalosil untuk membawa Masalah Papua dalam sidang Tahunan PBB yang akan dimulai pada tanggal 19 – 20 September 2013 mendatang,” kata Ketua KNPB Wilayah Timika, Steven Itlay.
Dia menambahkan, aksi ini adalah aksi damai. Aksi ini dilakukan untuk mendesak MSG segera menindak lanjuti Keputusan KTT MSG yang sudah dilaksanakan pada 18 Juli 2013 lalu. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua MSG Mr. Victor Tutugoro yang mana mendesak para Peminpin MSG untuk mencari penyelesaian bagi pembebasan masalah Papua Barat pada hari Senin 26 Agustus 2013 lalu.
“Sekaligus memperingati tanggal 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional yang ditetapkan oleh PBB, mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghargai dan memberikan ruang demokrasi seluas-luasnya bagi bangsa Papua Barat,” tulis Steven dalam seruan yang disebarkan.
Sementara itu, Warga Kota Timika, Jonathan mengaku dirinya bersama rekan – rekannya datang dari SP 5 bersama warga masyarakat untuk menuntut pemerintah Indonesia agar memberikan referendum kepada bangsa Papua. “Kami ingin merdeka, tidak ada pilihan lain untuk menentukan nasib sendiri sebagai Bangsa Melansia,” kata Jonathan.
Dalam seruan yang diedarkan, tertulis kegiatan aksi damai di Timika, sekaligus memperingati tanggal 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional yang ditetapkan oleh PBB, mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk menghargai dan memberikan ruang demokrasi seluas-luasnya bagi bangsa Papua Barat.
Warga Papua terus berdatangan ke Lapangan Jayanti guna melakukan aksi damai bersama, sedangkan beberapa warga menggunakan pakaian adat sambil menari – nari “Waita” tarian adat sambil berlari. Di lokasi kegiatan dibuat mimbar berupa panggung. Aparat gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Polisi jaga ketat lokasi demo. (Jubi/Eveerth)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuliskan Komentar Anda di Sini !!!